Kemenpar Tingkatkan Pencapaian Realisasi Investasi lewat THINC 2016
A
A
A
JAKARTA - Salah satu program Kementerian Pariwisata adalah menarik investor asing dan mempromosikan peluang investasi pariwisata. Pada 31 Agustus – 1 September 2016, Kementerian Pariwisata berpartisipasi sebagai co-host bekerja sama dengan HVS menyelenggarakan Tourism, Hotel Investment & Networking Conference (THINC) Indonesia 2016 di Nusa Dua, Bali.
THINC merupakan forum yang mempertemukan stakeholder pariwisata dan hotel dari Indonesia dan internasional, operator dan service management hotel untuk membahas strategi meningkatkan pertumbuhan pariwisata dan perhotelan di Indonesia. Kegiatan ini dihadiri oleh 300 peserta dan 60 investor/owner yang bergerak di bidang pariwisata.
Melalui partisipasi pada event ini, Kementerian Pariwisata bermaksud untuk meningkatkan pencapaian realisasi investasi pariwisata dan memperluas lokasi potensi investasi termasuk peluang investasi di 10 destinasi prioritas yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Pada event ini, Kepala Tim Percepatan Pengembangan 10 Destinasi Prioritas Hiramsyah Thaib menjadi key note speaker dengan topik “Wonderful Indonesia: Tourism Development Investment Opportunities yang menjelaskan mengenai kondisi perekonomian Indonesia, kondisi sektor pariwisata di Indonesia, dan peluang investasi pariwisata Indonesia khususnya di 10 destinasi prioritas.
Pada kesempatan itu juga dilakukan pertemuan bisnis dengan 3 potensial investor yang berencana untuk berinvestasi di sektor pariwisata. Beberapa komitmen yang terjadi atara lain:
1. PT Celecton Hotels and Resorts Internasional berkomitmen untuk membangun hotel bintang 3 dan 4 dengan nuansa kebudayaan Jepang di Cikarang dan Karawang dengan nilai investasi lebih dari USD 20 Juta;
2. PT Marina Del Ray berkomitmen untuk melakukan pembangunan marina di Lombok Barat dengan nilai investasi USD 30 Juta dan akan melakukan ground breaking pada pertengahan September 2016; dan
3. PT Paradise Property berkomitmen untuk mengembangkan konsep ecotourism di semua taman nasional Indonesia dengan proyek awal di Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi dengan nilai investasi sebesar USD 1,8 Juta.
Selain itu, pada acara ini juga dilakukan penandatangan Memorandum of Understanding(MoU) antara PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk atau PanoramaDestination (DTN)dengan PT Centrasolusi Intiselaras yang akan bekerjasama dalam pengembangan konten digital terkait produk-produk tour ke Indonesia dengan target dapat menarik kunjungan wisman asal tiongkok sebesar 300.000 pada tahun 2017.
Mengingat sektor pariwisata merupakan salah satu sektor utama dalam penghasil devisa di Indonesia, serta target pemerintah untuk dapat mendatangkan wisatawan asing sebanyak 20 juta kunjungan dan menciptakan perjalanan wisatawan domestik sebanyak 275 juta perjalanan pada akhir 2019, akan sangat penting untuk dapat melibatkan investor asing dalam penyediaan sarana akomodasi, sarana pariwisata, dan infrastruktur pariwisata di seluruh destinasi di Indonesia.
Sementara, performa pariwisata Indonesia pada 2015 cukup memuaskan, hal ini ditandai dengan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia yang mencapai angka 10,4 juta, di mana angka ini telah melebihi target pemerintah dengan kontribusi pendapatan devisa sebesar USD12,3 miliar. Terkait wisatawan domestik, pada tahun yang sama mencapai 259 juta perjalanan.
Capaian jumlah wisman sampai semester 1 2016 sebesar 5.291.583 orang ini telah melebihi target yang dicanangkan yaitu 5.100.000 orang. Jumlah wisman pada semester 1 2016 ini telah mencapai 44% dari total target kunjungan wisman tahun ini sebesar 12 juta orang.
Untuk capaian investasi pariwisata, menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi pariwisata di Indonesia pada semester 1 2016 mencapai USD858,67 juta, terdiri dari Penanaman Modal Asing sebesar USD791,99 juta dan Penanaman Modal Dalam Negeri sebesar USD66,68 juta.
Jika dibandingkan semester 1 pada 2015, pada semester 1 tahun ini mengalami peningkatan sebesar 69,78%. Pada semester 1 2016 ini juga terjadi peningkatan realisasi PMA yang cukup signifikan yaitu sebesar 121,5% dibandingkan semester 1 2015.
Untuk dapat memfasilitasi ekspektasi dan tantangan tersebut, sektor pariwisata Indonesia membutuhkan peningkatan pada banyak aspek dan juga keterlibatan dari berbagai pihak, termasuk didalamnya keterlibatan investor asing.
THINC merupakan forum yang mempertemukan stakeholder pariwisata dan hotel dari Indonesia dan internasional, operator dan service management hotel untuk membahas strategi meningkatkan pertumbuhan pariwisata dan perhotelan di Indonesia. Kegiatan ini dihadiri oleh 300 peserta dan 60 investor/owner yang bergerak di bidang pariwisata.
Melalui partisipasi pada event ini, Kementerian Pariwisata bermaksud untuk meningkatkan pencapaian realisasi investasi pariwisata dan memperluas lokasi potensi investasi termasuk peluang investasi di 10 destinasi prioritas yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Pada event ini, Kepala Tim Percepatan Pengembangan 10 Destinasi Prioritas Hiramsyah Thaib menjadi key note speaker dengan topik “Wonderful Indonesia: Tourism Development Investment Opportunities yang menjelaskan mengenai kondisi perekonomian Indonesia, kondisi sektor pariwisata di Indonesia, dan peluang investasi pariwisata Indonesia khususnya di 10 destinasi prioritas.
Pada kesempatan itu juga dilakukan pertemuan bisnis dengan 3 potensial investor yang berencana untuk berinvestasi di sektor pariwisata. Beberapa komitmen yang terjadi atara lain:
1. PT Celecton Hotels and Resorts Internasional berkomitmen untuk membangun hotel bintang 3 dan 4 dengan nuansa kebudayaan Jepang di Cikarang dan Karawang dengan nilai investasi lebih dari USD 20 Juta;
2. PT Marina Del Ray berkomitmen untuk melakukan pembangunan marina di Lombok Barat dengan nilai investasi USD 30 Juta dan akan melakukan ground breaking pada pertengahan September 2016; dan
3. PT Paradise Property berkomitmen untuk mengembangkan konsep ecotourism di semua taman nasional Indonesia dengan proyek awal di Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi dengan nilai investasi sebesar USD 1,8 Juta.
Selain itu, pada acara ini juga dilakukan penandatangan Memorandum of Understanding(MoU) antara PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk atau PanoramaDestination (DTN)dengan PT Centrasolusi Intiselaras yang akan bekerjasama dalam pengembangan konten digital terkait produk-produk tour ke Indonesia dengan target dapat menarik kunjungan wisman asal tiongkok sebesar 300.000 pada tahun 2017.
Mengingat sektor pariwisata merupakan salah satu sektor utama dalam penghasil devisa di Indonesia, serta target pemerintah untuk dapat mendatangkan wisatawan asing sebanyak 20 juta kunjungan dan menciptakan perjalanan wisatawan domestik sebanyak 275 juta perjalanan pada akhir 2019, akan sangat penting untuk dapat melibatkan investor asing dalam penyediaan sarana akomodasi, sarana pariwisata, dan infrastruktur pariwisata di seluruh destinasi di Indonesia.
Sementara, performa pariwisata Indonesia pada 2015 cukup memuaskan, hal ini ditandai dengan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia yang mencapai angka 10,4 juta, di mana angka ini telah melebihi target pemerintah dengan kontribusi pendapatan devisa sebesar USD12,3 miliar. Terkait wisatawan domestik, pada tahun yang sama mencapai 259 juta perjalanan.
Capaian jumlah wisman sampai semester 1 2016 sebesar 5.291.583 orang ini telah melebihi target yang dicanangkan yaitu 5.100.000 orang. Jumlah wisman pada semester 1 2016 ini telah mencapai 44% dari total target kunjungan wisman tahun ini sebesar 12 juta orang.
Untuk capaian investasi pariwisata, menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi pariwisata di Indonesia pada semester 1 2016 mencapai USD858,67 juta, terdiri dari Penanaman Modal Asing sebesar USD791,99 juta dan Penanaman Modal Dalam Negeri sebesar USD66,68 juta.
Jika dibandingkan semester 1 pada 2015, pada semester 1 tahun ini mengalami peningkatan sebesar 69,78%. Pada semester 1 2016 ini juga terjadi peningkatan realisasi PMA yang cukup signifikan yaitu sebesar 121,5% dibandingkan semester 1 2015.
Untuk dapat memfasilitasi ekspektasi dan tantangan tersebut, sektor pariwisata Indonesia membutuhkan peningkatan pada banyak aspek dan juga keterlibatan dari berbagai pihak, termasuk didalamnya keterlibatan investor asing.
(tdy)